hai guysss, udah lama banget ni aku nggk nulis diblog
dan kali ini seperti biasa aku ngasih materi buat kalian semua... tapi jangan LUPA ya buat nyantumin website yang kalian ambil ok, biar nggk ilegal guyss hehe..
kalau sebelumnya aku ngasih materi tentang morfologi bunga, sekarang aku bakalan ngasih materi tentang materi morfologi daun
semoga bermanfaat guyss
Daun (Fungsi dan Bagiannya)
MAKALAH
Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Morfologi Tumbuhan
Yang
diampu oleh Bapak Dr.Muhfahroyin,M.T.A dan Bapak Agil Lepiyanto.,M.Pd
Disusun
Oleh:
Siti
Anjarwati (15320020)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
FAKULTAS
KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
MARET
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Daun(follium) merupakan salah satu organ tumbuhan yang sangat penting dan pada
umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya tumbuh
dari batang saja dan tidak pernah terdapat
pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau
melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat diatas daun yang
merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla), umumnya
berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai
penangkap energi dari cahayamatahari untuk fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen
lain, misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau
ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil
sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas
pada daun yang gugur). Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam
melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrofobligat, ia harus memasok kebutuhan
energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
Bentuk daun beraneka ragam sehingga
sering digunakan untuk mengenali jenis tumbuhan. Bentuk umum dan ditentukan
berdasarkan letak bagian daun yang terlebar, perbandingan lebar dengan panjang
helai daun, dan pertemuan antara helai daun dengan tangkai daun, bentuk pangkal, ujung dan tepi daun .
Keragaman daun juga dapat dilihat pada susunan pertulangan daun, ketebalan
helai daun, dan warna serta bagian permukaan daun.
B.
Rumusan Masalah
·
Apakah
yang dimaksud dengan daun?
·
Apakah
fungsi daun pada tumbuhan?
·
Apa
saja bagian-bagian pada daun?
·
Bagaimana
dasar penggolongan bentuk daun?
·
Bagaimana
bangun daun pada tumbuhan?
C.
Tujuan Penulisan
·
Untuk
mengetahui definisi dari daun.
·
Untuk
lebih memahami fungsi daun pada tumbuhan.
·
Untuk
mengetahui bagian-bagian dari daun.
·
Untuk
mengetahui dasar penggolongan bentuk daun.
·
Untuk
mengetahui bangun daun pada tumbuhan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Daun

Daun adalah salah satu bagian dan
organ yang peranannya sangat penting dalam tumbuhan, yang tumbuh pada ranting
yang umumnya berbentuk pipih, berwarna hijau dan tumbuh diatas tanah. Daun
disebut organ terpenting bagi tumbuhan karena tumbuhan karena tumbuhan adalah
organisme autotrof oblogat, yaitu untuk melangsungkan hidupnya tumbuhan harus
memasok energinya sendiri melalui perubahan energi cahaya matahari menjadi
energi kimia.
Daun biasanya berbentuk lever untuk
menghasilkan permukaan yang luas supaya sel-selnya yang mengandungi kloroplas bukan saja dapat didedahkan
kepada cahaya, tetapi juga untuk membenarkan cahaya
melintasi sepenuh tisu-tisunya. Dalam kebanyakan, daun-daun juga merupakan
bagian tumbuhan untuk respirasi, transpirasi, dangutasi.
Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil adalah
senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi
panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Sebenarnya
daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten(berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin(berwarna merah, biru, atau ungu,
tergantung derajat
keasaman). Daun tua
kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat
dilihat dengan jelas pada daun yang gugur).
Morfologi daun dapat dipengaruhi oleh
lingkungan, yaitu; dipengaruhi oleh: Suhu, unsur hara dalam tanah, kelembapan,
keadaan tanah. Contohnya:
·
Daun
yang berlubang-lubang atau bolong, disebabkan oleh ulat yang memakan daun
tersebut.
·
Daun
yang kecil-kecil dan berkerut, disebabkan oleh struktur tanah yang kering dan
kurangnya unsure hara dalam tanah.
·
Daun
yang warnanya kuning, disebabkan oleh suhu yang tinggi atau panas dan tanah
yang kering.
·
Daun
yang lebar dan hijau, disebabkan oleh keadaan tanah yang lembab dan tersedianya
suplai air yang cukup.
B.
Fungsi Daun pada Tumbuhan
·
Tempat
Pembuatan Makanan (Fotosintesis)
Daun berguna
sebagai dapur tumbuhan
atau tempat melakukan fotosintesis.
Fotosintesis merupakan proses pengolahan makanan dari karbon dioksida melalui
stomata dan air menjadi zat tepung dengan bantuan energi cahaya yang
menghasilkan energi yaitu glukosa. Di dalam daun terjadi proses pembuatan
makanan (pemasakan makanan). Makanan ini digunakan tumbuhan untuk kelangsungan
proses hidupnya dan jika lebih disimpan. Tempat terjadinya fotosintesis pada tumbuhan dikotil,
terjadinya fotosintesis di jaringan parenkim palisade, sedangkan pada tumbuhan
monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons.
·
Sebagai
organ pernapasan (Respirasi).
Di permukaan daun
terdapat mulut daun (stomata). Melalui stomata inilah, pertukaran gas terjadi. Stoma mengambil CO2 dari udara untuk
dijadikan bahan fotosintesis, mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis. Stoma
ibarat hidung kita dimana stoma mengambil CO2 dari udara dan mengeluarkan O2,
sedangkan hidung mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Stoma terletak di epidermis
bawah. Selain stoma, tumbuhan tingkat tinggi juga bernapas melalui lentisel
yang terletak pada batang. Proses inilah yang menyebabkan kamu merasa nyaman saat
berada di bawah pohon pada siang hari.
·
Tempat
terjadinya transpirasi atau penguapan.
Tidak semua air yang diserap oleh akar
dipakai oleh tumbuhan, Kelebihan air ini jika tidak dibuang dapat menyebabkan
tumbuhan menjadi busuk dan mati.. Proses transpirasi terjadi pada daun lewat
stomata atau mulut daun yang terdapat pada permukaan daun, dan lebih banyak
pada permukaan daun bagian bawah . Diperkirakan bahwa hilangnya air
melalui stomata melalui proses transpirasi melebihi 90 persen dari air yang
diserap oleh akar. Transpirasi dapat menguntungkan untuk tanaman karena efek
pendinginan yang dihasilkan dari pengeluaran sebagian dari energi panas tanaman
dalam mengkonversi air cair menjadi uap air. Ada dukungan yang luas juga bahwa
transpirasi tarik bertanggung jawab atas pendakian terus menerus air dan
nutrisi dari akar ke bagian paling atas pohon. Tetapi proses ini bisa menjadi
kerugian bagi tanaman jika kerugian transpirasi melebihi laju penyerapan air
melalui akar. Bagian daun yang dapat mengurangi penguapan adalah lapisan zat
lilin atau kutikula yang terdapat pada permukaan atas daun.
·
Tempat
terjadinya gutasi.
Gutasi adalah proses pelepasan air
dari jaringan daun dalam bentuk cair. Gutasi terjadi melalui lubang-lubang
pengeluaran yang terdapat pada bagian tepi daun sebagai bagian dari proses
pengeluaran kelebihan air sebagai sisa metabolisme, khususnya pada saat
pengeluaran dengan cara transpirasi (penguapan) tidak efektif, misalnya pada
malam hari. Gutasi dapat diamati pada pagi hari dan dapat disalahartikan
sebagai embun. Ia terlihat sebagai tetes-tetes air di tepi daun yang tersusun
teratur, sesuai dengan lokasi lubang pengeluaran.
·
Alat
perkembangbiakkan vegetatif.
Reproduksi vegetatif adalah cara
reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin
jantan dan betina). Untuk sebagian
tanaman daun dapat dijadikan sebagai alat perkembangbiakan, seperti yang
terjadi pada tumbuhan cocor bebek yang dapat membentuk tunas daun, yakni tunas
adventif yang tumbuh pada daun. Daunnya berfungsi untuk memperbanyak tanaman.
·
Penyimpanan
makanan.
Daun berfungsi sebagai organ
penyimpan makanan dari tanaman baik sementara dan secara jangka panjang. Di
bawah kondisi yang menguntungkan, laju fotosintesis dapat melebihi dari
translokasi fotosintat ke organ lain. Pada siang hari, gula menumpuk di daun
dan pati disintesis dan disimpan dalam kloroplas. Pada malam hari, pati
dihidrolisis menjadi glukosa dan dihembuskan atau diubah ke bentuk diangkut
seperti sukrosa.Telah ditunjukkan juga makanan yang disimpan di daun sampai
mereka senesce. Makanan ini diekspor ke batang sebelum daun gugur dan
dimanfaatkan dalam pengembangan berikutnya.
C.
Bagian-bagian pada daun.
Berdasarkan
bagian-bagian pada daun, daun dibedakan menjadi daun lengkap dan daun tidak
lengkap.
·
Daun
Lengkap
Daun
lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan, misalnya pohon pisang
(Musa paradisiaca L). Pohon pinang (Areca catechu L), bambu (Bambusa sp). Daun
yang memiliki ketiga bagian utama di atas disebut daun lengkap (folium
completes). Tumbuhan yang mempunyai daun yang lengkap tidak begitu banyak
jumlah jenisnya. Ciri-ciri Daun yang lengkap adalah sebagai berikut :
·
Upih
daun atau pelepah daun (vagina)
·
Tangkai
daun (petiolus)
·
Helaian
daun (lamina)

1. Upih Daun Atau Pelepah Daun (Vagina)
Daun yang berupih hanya kita dapati pada tumbuhan yang tergolong dalam
tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae) saja. upih daun atau
pelepah daun selain merupakan bagian daun yang melekat atau memeluk batang,
juga mempunyai fungsi lain:
a. Pelindung kuncup yang mudah, seperti dapat di lihat pada tanaman tebu (Seccharum
Officinnarum L).
b. Memberi kukuatan pada tanaman. Dalam hal ini upih daun
membungkus batang, sehingga batang tidak tampak, bahkan yang tampak sebagai
batang dari luar adalah upih-upihnya tadi. Hal ini tentu saja mungkin terjadi
apabila upih daun amat besar seperti misalnya pada pisang (Musa paradisiaca L.)
2. Tangkai Daun (Petioulus)
Tangkai daun merupakan bagian yang mendukung pelayannya dan bertugas untuk
mendapatkan helaian daun tadi pada posisi sedemikian rupa hingga dapat
memperoleh cahaya matahari yang sebanyak-banyaknya.Bentuk dan
ukuran tangkai daun sangat berbeda-beda menurut jenis tumbuhannya. Umumnya
tangkai daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada
pangkalnya.
Tetapi ada juga yang menebal pada pangkal dan ujungnya, misalnya pada daun
kupu-kupu(Bauhinia purpurea L.). Jika dilihat dari penampang
melintangnya dapat dijumpai kemungkinan-kemungkinan berikut.
1) Bulat dan berongga, misalnya tangkai daun pepaya(Carica papaya L.)
2) Pipih dan tepinya melebar(bersayap), misalnya pada jeruk(Citrus sp.)
3) Bersegi
4) Setengah lingkaran dan sering kali sisi atasnya beralur dangkal atau beralur dalam seperti pada tangkai daun pisang.
Jika ditinjau dari keadaan
permukaannya, tangkai daun dapat memperlihatkan adanya kerutan-kerutan,
sisik-sisik, rambut-rambut, lentisel, dll.
Tangkai daun dapat mengalami pergantian bentuk(metamorfosis) menjadi semacam helaian daun yang dinamakan filodia.
Tangkai daun dapat mengalami pergantian bentuk(metamorfosis) menjadi semacam helaian daun yang dinamakan filodia.
3. Helaian Daun (Lamina)
Tumbuhan yang demikian banyak macam dan ragamnya itu mempunyai daun yang
helaiannya berbeda-beda pula, baik mengenai bentuk, ukuran maupun warnanya. Helaian daun
merupakan bagian daun yang terpenting dan lekas menarik perhatian. Maka suatu
sifat yang sesungguhnya hanya berlaku untuk helaian, di sebut pula sebagai
sifat daunnya. Contoh : jika kita mengatakan daun nangka jorong sesungguhnya
yang jorong itu bukan daunnya melainkan helaiannya.
Selain bagian-bagian diatas, daun pada tumbuhan seringkali mempunyai alat-alat
tambahan atau pelengkap antara lain berupa:
1. Daun penumpu (stipula), yaitu 2 helai serupa daun
kecil yang ada dekat dengan pangkal tangkai daun yang berfungsi malindungi
kuncup yang masih muda. nah, ada kalanya stipula itu besar dan
lebar sebagai alat untuk berasimilasi seperti pada kacang kapri (Pisum
sativum). daun penumpu ini ada yang mudah gugur seperti pada nangka (Artocarpus
integra) dan ada juga yang tinggal lama dan baru gugur bersama-sama
daunnya, misalnya pada mawar (Rosa sp.). Stipula dibedakan
berdasarkan letaknya yaitu :
- daun penumpu bebas (stipulae liberae) yang bebas terdapat dikiri kanan pangkal tangkai daun, contoh : kacang tanah (Arachis hypogeae)
- daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkai daun (stipulae adnatae), contoh : mawar (Rosa sp.)
- daun penumpu yang berlekatan menjadi 1 dan mengambil tempat didalam ketiak daun (stipula axillaris / stipul intrapetiolaris)
- daun penumpu yang berlekatan menjadi 1 yang mengambil tempat berhadapan dengan tangkai daun dan biasanya agak lebar hinggamelingkari batang (stipula petiolo opposita / stipula antidroma)
- daun penumpu antar tangkai (stipula interpetiolaris), yaitu daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat diantara dua tangkai daun, seperti seringkali terjadi pada tumbuhan yang pada 1 buku-buku batang mempunyai 2 daun yang duduk berhadapan. contoh : mengkudu (Morinda citrifolia)
2.
Selaput bumbung (ocrea / ochrea), yaitu berupa selaput
tipis yang menyelugungi pangkal suatu ruas batang, jadi terdapat dia atas suatu
tangkai daun. selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang kedua sisinya
saling berlekatan dan melingkari batang.
3.
lidah-lidah (ligula),
yaitu suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas antara upih dan
helaian daun pada rumput (Gramineae). alat ini berguna untuk mencegah
mengalirnya air hujan kedalam ketiak antara batang dan upih daun sehingga
kemungkinan pembusukan dapat dihindari.
·
Daun
Tidak Lengkap
Kebanyakan
tumbuhan mempunyai daun, yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian
tersebut diatas, dinamakan daun tidak lengkap. Ciri-ciri Daun tidak lengkap
adalah sebagai berikut :
a.
Daun
bertangkai, adalah daun yang hanya mempunyai tangkai dan helaian daun,
contohnya daun mangga.
b.
Daun
hanya terdiri atas helaian saja (tanpa upih dan tangkai) sehingga helaian
langsung melekat atau duduk pada batang, disebut daun duduk (sessilis), seperti pada biduri
(Calotropisgigantea R.Br.).
c.
Daun
hanya terdiri atas tangkai tangkai saja, tangkai biasanya menjadi pipih
sehingga menyarupai helaian daun, jadi merupakan suatu helaian daun semu atau
palsu, disebut filodia, seperti pada
berbagai jenis pohon Acacia Australia (Acacia auriculiformis A. Cunn.)
d.
Daun
berupih, adalah daun yang hanya mempunyai upih daun dan helaian daun. Contohnya
daun rumput-rumputan, daun padi, dan daun jagung.
D.
Bentuk daun (Bangun daun) pada
tumbuhan
Bangun
(bentuk) daun (Circumscriptio)
Selain
menggunakan istilah-istilah atau kata-kata lazim untuk menyatakan bentuk suatu
benda misalnya bulat, segi tiga, dll, dalam menyebut bangun daun seringkali
dicarikan persamaan bentuknya dengan bentuk benda-benda lain misalnya bangun
tombak, bangun anak panah, bangun perisai, dst.
Perlu
diingat bahwa dalam menentukan bangun daun tidak boleh dipengaruhi
oleh adanya toreh-toreh atau lekuk-lekuk pada tepi daun, melainkan harus
dibayangkan seakan-akan toreh-toreh tadi tidak ada. Daun-daun Jarak (Ricinus
communis L.), Pepaya (Carica papaya L.), Waluh (Cucurbita moschata Duch.), Ubi
Kayu (Manihot utilissima Pohl.) dikatakan mempunyai bangun bulat. Hal ini
akan jelas jika ujung-ujung tepi daun dihubungkan satu sama lain dengan suatu
garis. Jadi seandainya daun tadi tepinya tidak bertoreh atau berlekuk maka
akan didapati bangun bulat.
A. Daun
Jarak (Ricinus communis L.)
B. Daun Pepaya (Carica papaya L.) C. Daun Waluh (Cucurbita moschata Duch.) D. Daun Ubi Kayu (Manihot utilissima Pohl.) |
Variasi bangun bentuk tumbuhan/pohon hutan sangat bermacam
macam untuk tiap genus dalam satu famili saja mempunyai bangun bentuk
helai daun dapat berbeda beda. .
Berdasarkan pada letak bagian yang terlebar dari satu helai daun maka dapat dibedakan :
Berdasarkan pada letak bagian yang terlebar dari satu helai daun maka dapat dibedakan :
- Bagian yang terlebar terdapat kira kira ditengah tengah helaian daun
- Bagian yang terlebar terdapat dibagian bawah pertengahan helai daun
- Bagian terlebar terdapat di bagian atas pertengahan helai daun
- Tidak ada bagian yang terlebar artinya helai daun dari pangkal ke ujung dapat dikatakan sama lebarnya.
1. Bagian Yang Terlebar Berada di Tengah-tengah
Helaian Daun
Dengan
keadaan seperti itu, akan dijumpai kemungkinan bangun daun seperti berikut:
1. Bangun Bulat atau Bundar (orbicularis), jika
perbandingan panjang : lebar = 1 : 1. Contohnya pada daun Victoria regia, dan
pada daun Teratai Besar (Nelumbium nelumbo Druce).

2. Bangun Perisai (peltatus), Daun yang biasanya bulat
mempunyai tangkai daun yang tidak tertanam pada pangkal daun, melainkan pada
bagian tengah helaian daun. Contohnya pada daun Jarak.
- Bangun Jorong (ovalis/ellipticus), jika perbandingan panjang : lebar = 1,5-2 :
Contohnya
pada daun Nangka (Artocarpus integra Merr.) dan pada daun Nyamplung (Calophyllum
inophyllum L.).

- Bangun Memanjang (oblongus), jika perbandingan panjang : lebar = 2,5-3 : 1. Contohnya pada daun Sirkaya (Annona squamosa L.)

dan daun Sirsat (Annona muricata L.).
- Bangun Langset (lanceolatus), jika perbandingan panjang : lebar = 3-5 : 1. Contohnya pada daun Kamboja (Plumeira acuminata L.)

dan daun Oleander (Nerium oleander L.).
Perlu
dicacat bahwa bangundaun yang akan diidentifikasi belum tentu sesuai dengan
salah satu dari kelima kemungkinan diatas. Bentuk-bentuk peralihan selalu ada.
Dalam keadaan yang demikian, ditentukan di antara bentuk-bentuk yang manakah
bentuk daun yang diperiksa tadi. Jika misalnya bangunnya di antara jorong dan
bulat memanjang, maka daun tadi dikatakan memiliki bangun
2. Bagian Yang Terlebar Terdapat di
Bawah Tengah-tengah Helaian Daun
Daun yang
mempunyai bagian yang terlebar di bawah tengah-tengan helaian daunnya dibedakan
dalam dua golongan, yaitu:
- Pangkal daun tadak bertoreh
a. Bangun Bulat Telur (ovatus). Contohnya pada daun
Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)

dan pada daun Lombok Rawit (Capsicum frutescens L.).
- Bangun Segi Tiga (triangularis), yaitu bangun seperti segitiga sama kaki. Contohnya pada daun Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa L.).
- Bangun Delta (deltoideus), yaitu bangun segitiga sama sisi. Contohnya pada daun Air Mata Pengantin (Antigonon leptopus Hook. et Arn.).
- Bangun Belah Ketupat (rhomboideus), yaitu bangun segi empat yang sisinya tidak sama panjang. Contohnya anak daun yang di ujung pada daun Bangkuwang (Pachyrrhizus erosus Urb.).
- Pangkal daun bertoreh atau berlekuk
- Bangun Jantung (cordatus), yaitu bangun seperti bulat telur tetapi pangkal daun memperlihatkan suatu lekukan. Contohnya pada daun Waru (Hibiscus tiliaceus L.).
- Bangun Ginjal atau Kerinjal (reniformis), yaitu daun pendek lebar dengan ujung tumpul atau membulat dan pangkal berlekuk dangkal. Contohnya pada daun Kaki Kuda (Centella asiatica Urb.).
- Bangun Anak Panah (sagittatus), yaitu daun tak terlalu lebar, ujung tajam, pangkal dengan lekukan lancip, demikian juga bagian pangkal daun di kanan kiri lekukannya. Contohnya pada daun Enceng (Sagittaria sagittifolia L.).
- Bangun Tombak (hastatus), seperti bangun anak panah tetapi bagian pangkal daun di kanan kiri mendatar. Contohnya pada daun Wewehan (Monochoria hastata Solms).
- Bangun Bertelinga (auriculatus), seperti bangun tombak tetapi pangkal daun di kanan kiri tangkai membulat. Contohnya pada daun Tempuyung (Sonchus asper Vill.).
3. Bagian Yang Terlebar Terdapat di Atas Tengah-tengah
Helaian Daun
Dalam hal
yang demikian kemungkinan bangun daun yang dapat dijumpai ialah:
- Bangun Bulat Telur Sungsang (obovatus), yaitu seperti bulat telur tetapi bagian yang lebar terdapat dekat ujung daun. Contohnya pada daun Sawoo Kecik (Manilkara kauki Dub.).
- Bangun Jantung Sungsang (obcordatus). Contohnya pada daun Sidaguri (Sida retusa L.)
dan pada daun Semanggi Gunung (Oxalis corniculata L.).
- Bangun Segitiga Terbalik atau Pasak (cuneatus). Contohnya pada daun Semanggi (Marsilea crenata Presl.).
- Bangun Sudip atau Spatel atau Solet (spathulatus), yaitu seperti bangun bulat telur terbalik tetapi bagian bawahnya memanjang. Contohnya pada daun Tapak Liman (Elephantopus scaber L.)
dan pada daun Lobak (Raphanus sativus L.).
4. Tidak Ada Bagian Yang Terlebar, Helaian Daun Dari
Pangkal Sampai Ujung Sama Lebar
Dalam
golongan ini termasuk daun-daun tumbuhan yang biasanya sempit, atau lebarnya
jauh berbeda jika dibandingkan dengan panjang daun.
- Bangin Garis (linearis), pada penampang melintangnya pipih dan daun amat panjang. Contohnya pada daun bermacam-macam rumput (Gramineae).
- Bangun Pita (ligulatus), serupa bangun garis tetapi lebih panjang lagi. Contohnya pada daun Jagung (Zea mays L.).
- Bangun Pedang (ensiformis), seperti bangun garis tetapi daun tebal di bagian tengah dan tipis kedua tepinya. Contohnya pada daun Nenas Sebrang (Agave sisalana Perr.)
dan pada daun Nanas (Agave cantala Roxb.).
- Bangun Paku atau Dabus (sabulatus), bentuk daun hampir seperti silinder, ujung runcing, seluruh bagian kaku. Contohnya pada daun Araucaria cunninghamii Ait..
- Bangun Jarum (acerosus), serupa bangun paku tetapi lebih kecil dan meruncing panjang. Contohnya pada daun Pinus (Pinus Merkusii Jungh. & De Vr.).
Lepas dari
ada tidaknya sifat heterofili/anisofili pada suatu jenis tumbuhan, sekali lagi
diperingatkan disini, bahwa persamaan bentuk daun-daun pada satu jenis tumbuhan
itupun hanya merupakan kesan sepintas lalu saja karena jika diteliti dengan
seksama bentuk daun pada satu pohon akan memperlihatkan variasi, misalnya dari
yang memanjang dengan bentuk-bentuk peralihannya sampai bangun lancet, dll.
Ujung
daun(Apex Folli)
- Runcing(acutus), jika kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90 derajat). Ujung daun yang runcing lazim kita dapati pada daun-daun bangun: bulat memanjang, lanset, segitiga, delta, belah ketupat, dll. Contohnya ujung daun oleander (Nerium oleander L).
- Meruncing (acuminatus), seperti pada ujung yang runcing, tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun nampak sempit panjang dan runcing, misalnya ujung daun sirsak (Annona muricata L).
- Tumpul (obtusus), tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang, cepat menju kesuatu titik pertemuan, hingga terbentuk sudut yang tumpul, sering dijumpai pada daun bangun bulat telur terbalik atau bangun sudip, misalnya ujung daun sawo kecik (Manilkara kauki Dub).
- Membulat (rotundatus), seperti pada ujung yang tumpul, tetapi tidak terbentuk sudut sama saekali, hingga uung daun merupakan semacam suatu busur, terdapat pada daun yang bulat atau jorong, atau pada daun bangun ginjal, misalnya ujung daun teratai besar (Nelumbium nelumbo Duce).
- Rompang (truncatus), ujung daun tampak sebagai garis yang rata, misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl.), daun jambu monyet (Anacardium occidentale L.).
- Terbelah (retusus), ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan, kadang-kadang amat jelas, misalnya ujung daun sidaguri (Sida retusa L.), kadang-kadang terbelahnya ujung hanya akan kelihatan jelas jika diadakan pemeriksaan yang teliti, seperti misalnya ujung daun bayam (Amaranthus hybridus L.).
- Berduri (mucronatus), yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu bagian yang runcing keras, merupakan suatu duri, misalnya ujung daun nanas sebrang (Agave sp).

Bentuk-bentuk Pangkal Daun (Basis
Folli)
- Yang tepi daunnya di bagian itu tidak pernah bertemu, tetapi terpisah oleh pangkal ibu tulang/ujung tangkai daun. Dalam keadaan seperti pangkal daun dapat :
- Runcing (acutus), biasanya terdapat pada daun bangun memanjang, lanset, belah ketupat, dll.
- Meruncing (acuminatus), biasanya pada bangun bulat telur sungsang atau bangun daun sudip.
- Tumpul (obtusus), pada daun-daun bangun bulat, jorong, dan bulat telur.
- Rompang atau rata (truncatus), pada daun-daun bangun segitiga, delta, tombak.
- Berlekuk (emarginatus), pada daun-daun bangun jantung, ginjal, anak panah.
- Yang tepi daunnya dapat bertemu dan dapat berlekatan satu sama lain :
- Pertemuan tepi daun pada pangkal terjadi pada sisi yang sama terhadap batang sesuai dengan letak daun pada batang, seperti pada daun-daun bangun perisai.
- Pertemuan tepi daun terjadi pada sisi seberang batang yang berlawanan atau berhadapanndengan letak daunnya. Contohnya pada daun bangun membulat.

Susunan Tulang Daun
Tulang
daun berdasarkan besar kecilnya dibedakan dalam 3 macam, yaitu:
a)
Ibu tulang daun (costa), ialah tulang daun yang biasanya terbesar,
merupakan terusan tangkai daun, dan terdapat di tengah-tengah membujur dan
membelah.
b)
Tulang-tulang cabang (nervus lateralis), adalah tulang-tulang yang lebih
kecil dari pada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi atau
cabang-cabang tulang-tulang ini
c)
Urat-urat daun (vena), sebenarnya adalah tulang-tulang cabang pula,
tetapi yang kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-tulang yang
lebih besar membentuk susunan seperti jala, kisi, dan lainnya.

Bentuk
susunan tulang daun terdiri atas tulang daun menyirip, tulang daun menjari,
tulang daun melengkung, dan tulang daun sejajar. Terdapat beberapa penggolongan
jenis tulang daun, antara lain :
·
Tulang
daun Menyirip (penninervis)
Tulang
daun menyirip berbentuk seperti susunan sirip-sirip ikan. Tulang daun menyirip dapat
kita amati pada berbagai tumbuhan, misalnya daun mangga, rambutan, jambu,
avokad, dan nangka.

·
Tulang
Daun Menjari (palminervis)
Tanaman
ini mempunyai satu tulang daun yang besar, Tulang daun menjari berbentuk
seperti susunan jari-jari tangan. Tulang daun menjari dapat kita amati pada
berbagai tumbuhan, misalnya daun pepaya, singkong, jarak, dan kapas.

·
Tulang
Daun Melengkung (cervinervis)
Tulang
daun melengkung berbentuk seperti garis-garis lengkung. Tiap-tiap ujung tulang
daun itu terlihat menyatu, misalnya daun genjer dan gadung.

·
Tulang
Daun Sejajar (rectinervis)
Tulang
daun sejajar berbentuk seperti garis-garis lurus yang sejajar. Biasanya
terdapat pada daun-daun bangun garis dan bangun pita, yang mempunyai satu
tulang ditengah yang besar membujur daun, sedang tulang-tulang lainnya jelas
lebih kecil dan nampaknya semua mempunyai arah sejajar dengan ibu tulangnya
tadi. Tiap-tiap ujung tulang daun tersebut menyatu, misalnya semua jenis
rumput-rumputan, padi, tebu, dan jagung.

Tepi
daun (Margo Folli)
Dalam
garis besarnya tepi daun dapat dibedakan dalam dua macam:
1.
Yang
rata (integer), misalnya daun nangka (Artocarpus
integra Merr)
2.
Yang
bertoreh (divisus)
Toreh-toreh pada tepi daun sangat
beraneka ragam sifatnya, ada yang dangkal ada yang dalam, besar, kecil, dan
lain-lain. Biasanya toreh-toreh pada tepi daun di bedakan dalam 2 golongan:
Tepi Daun Dengan Toreh Yang Merdeka
Toreh-toreh
yang tidak mempengaruhi atau mengubah bangun asli daun. Tore-toreh ini biasanya
tak seberapa dalam, letaknya toreh tidak bergantung pada jalannya tulang-tulang
daun, oleh sebab itu sering disebut toreh merdeka. Dalam hubungannya dengan
jenis toreh-toreh ini dipergunakan istilah “sinus” untuk torehnya sendiri dan
“angulus” untuk bagian tepi daun yang menonjol keluar. Tepi daun dengan toreh
yang merdeka banyak pula ragamnya. Toreh-toreh tadi sering kali amat dangkal
dan kurang jelas, sehingga sukar untuk dikenali.
Yang sering
kita jumpai ialah tepi daun yang dinamakan:
a. Bergerigi (serratus), yaitu jika sinus
dan angulus sama lancipnya, misalnya daun lantana. Selanjutnya untuk melengkapi
keterangan mengenai sifat toreh-toreh ini, dapat pula di tambahkan kata-kata
yang bertalian dengan besar kecilnya sinus dan angulusnya, misalnya: bergerigi
halus dan bergerigi kasar.
b.
Bergerigi
ganda atau rangkap (biserratus), yaitu tepi daun seperti diatas, tetapi
angulusnya cukup besar, dan tepinya bergerigi lagi.
c.
Bergigi
(dentatus), jika sinus tumpul sedangkan angulusnya lancip, misalnya daun
beluntas.
d.
Beringgit
(crenatus), kebalikannya bergigi, jadi sinusnya tajam dan angulusnya yang
tumpul, misalnya daun cocor bebek.
e. Berombak (repandus), jika sinus dan
angulusnya sama-sama tumpul, misalnya daun air mata pengantin.
Tepi Daun Dengan Toreh-Toreh Yang Mempengaruhi
Bentuknya
Seperti yang
telah dikemukakan, jika toreh-toreh daun besar dan dalam bangun daun akan
terpengaruh olehnya, sehingga bangun asli tidak lagi tampak. Toreh-toreh yang
besar dan dalam itu biasanya terdapat diantara tulang-tulang yang besar atau
diantara tulang-tulang cabang. Jika daun amat besar atau lebar, misalnya daun
pepaya, bagian daun diantara toreh-toreh yang besar dan dalam itu dapat
bertoreh-toreh lagi, sehingga makin tidak nampak bangun asli bangunnya.
Berdasarkan
dalamnya toreh-toreh itu, tepi daun dapat dibedakan dalam yang:
a. Berlekuk (lobatus), yaitu jika
dalamnya toreh kurang daripada setengah panjangnya tulang-tulang yang terdapat
di kanan kirinya.
b. Bercangap (fissus), jika dalamnya
toreh kurang lebih sampai tengah-tengah panjang tulang-tulang daun dikanan
kirinya.
c. Berbagi (partitus), jika dalamnya toreh melebihi
setengah panjangnya tulang-tulang daun dikanan kirinya.
Karena
seperti telah dikemukakkan letak toreh-toreh bergantung pada susunan
tulang-tulang daun, maka sebutan untuk mencandra tepi daun yang bertoreh dalam
dan besar ini, selalu merupakan kombinasi antara sifat torehnya dengan susunan
tulang daun yang bersangkutan, hingga dengan demikian dapat dibedakan daun-daun
dengan tepi seperti berikut:
a. Berlekuk menyirip (pinnatilobus), jika
tepi berlekuk mengikuti susunan tulang daun yang menyirip misalnya daun terong.
b.
Bercangap
menyirip (pinnatifidus), tepi bercangap, sedangkan daunnya mempunyai susunan
tulang menyirip, misalnya daun keluwih.
c.
Berbagi
menyirip (pinnatipartitus),tepi berbagi dengan susunan tulang yang menyirip,
misalnya daun sukun.
d.
Berlekuk
menjari (palmatilobus), tepi berlekuk, susunan tulang menjari, misalnya daun
jarak pagar dan kapas.
e.
Bercangap
menjari (palmatifidus), jika tepinya bercangap, sedangkan susunan tulangnya
menjari, misalnya daun jarak.
f. Berbagi menjari (palmatipartitus), yaitu jika tepi
berbagi, sedangkan daunnya mempunyai susunan tulang yang menjari, misalnya daun
ketela pohon.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Daun
merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya
berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai
penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan
organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan
adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri
melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia. Daun mempunyai fungsi:
Tempat pembuatan makanan (Fotosintesis), sebagai organ pernapasan (Respirasi),
tempat terjadinya transpirasi, tempat terjadinya gutasi, alat perkembangbiakkan
vegetatif. Berdasarkan susunan tulang daunnya, daun dibedakan
menjadi: tulang daun
menyirip, tulang daun menjari, tulang daun melengkung, tulang daun sejajar.
B. Saran
Daftar Pustaka
http://ilmupengetahuanalamsekolahdasar.blogspot.co.id/2015/08/penggolongan-tumbuhan-berdasarkan.html
Prof. Ir Tjitrosoepomo, Gembong 2005 Morfologi tumbuhan, Yogyakarta: gadja
mada university prese.