BUNGA (KELOPAK, MAHKOTA DAN TENDA BUNGA)
MAKALAH
Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Morfologi Tumbuhan
Yang diampu oleh Bapak Agil Lepiyanto.,M.Pd
Yang diampu oleh Bapak Agil Lepiyanto.,M.Pd
Disusun
Oleh:
KELOMPOK
2
Julsa
Arofian(15320012)
Siti Anjarwati (15320020)
Anggita Widya Sari (15320025)
Hendra Gunawan (15320011)
Desi Hartina (15320040)
Yuyun Sri Wahyuni (15320024)
Siti Anjarwati (15320020)
Anggita Widya Sari (15320025)
Hendra Gunawan (15320011)
Desi Hartina (15320040)
Yuyun Sri Wahyuni (15320024)
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
FAKULTAS
KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
MEI
2016
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa,
atas limpahan nikmat dan karunia-Nya jualah kami dapat menyusun makalah ini
yang berjudul ”Bunga( kelopak,mahkota,dan tenda bunga)’’. Makalah
ini disusun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
Kami menyadari sepenuhnya, dalam penyusunan makalah ini jauh dari
kesempurnaan, disana sini banyak sekali kekurangan dan kelemahan. Harapan kami
semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.
Metro , Mei 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ilmu
tumbuhan pada waktu sekarang telah mengalami kemajuan yang demikian pesat,
hingga bidang-bidang pengetahuan yang semula hanya merupakan cabang-cabang
ilmu. Tumbuhan saja, sekarang ini telah menjadi ilmu yang berdiri
sendiri-sendiri. Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri
sendiri adalah Morfologi Tumbuhan. Morfologi Tumbuhan yang mempelajari bentuk dan
susunan tubuh tumbuhanpun sudah demikian besar perkembangannya hingga
dipisahkan menjadi morfologi luar dan morfologi saja (morphology in sensu
stricto = dalam arti yang sempit) dan morfologi dalam atau anatomi
tumbuhan.
Bunga (flos)
merupakan salah satu organ tubuh tumbuhan yang berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan secara generatif yang memiliki bentuk dan susunan yang
berbeda-beda menurut jenisnya, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji, alat tersebut
lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga. Jika kita
memperhatikan suatu bunga, mudahlah diketahui bahwa bunga adalah penjelmaan
suatu tunas (batang dan daun-daun) yang bentuk, warna dan susunannya
disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan, sehingga pada bunga ini dapat
berlangsung penyerbukan dan pembuahan, dan akhirnya dapat dihasilkan alat-alat
perkembangbiakan. Mengingat pentingnya bunga pada tumbuhan, pada bunga terdapat
sifat-sifat yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan tugasnya sebagai
penghasil alat perkembangbiakan yang sebaik-baiknya. Umumnya dari suatu bunga
sifat-sifat yang amat menarik ialah bentuk bunga seluruhnya dan bentuk
bagian-bagiannya, warnanya, baunya, ada dan tidaknya madu ataupun zat lain.
B. Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui mahkota,kelopak,dan tenda bunga.
2. Untuk mengetahui bentuk dari
mahkota,kelopak,dan tenda bunga.
3. Untuk mengetahui fungsi dari mahkota,kelopak,dan tenda bunga.
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui Mahkota Bunga
2. Untuk
mengetahui Kelopak Bunga
3. Untuk mengetahui Tenda Bunga.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Kelopak Bunga (Calyx)
Kelopak
bunga atau calyx
adalah perhiasan bunga (perianthium) yang terletak pada lingkaran
terluar. Helai kelopak bunga disebut sebagai sepal (dari penyingkatan
bahasa Latin separatus "terpisah" + petalum
"petal").
Kelopak
biasanya berwarna hijau dan kurang menarik apabila dibandingkan dengan mahkota bunga. Kelopak
bunga menutupi bagian bunga lainnya ketika bunga masih belum mekar (kuncup).
Secara morfologi, kelopak bunga (dan juga bagian-bagian bunga lainnya)
adalah modifikasi dari daun.
Tidak semua
bunga memiliki kelopak. Selain itu, ada pula bunga yang kelopak dan mahkota
bunganya sukar dibedakan, sehingga helai perhiasan bunganya disebut sebagai tenda bunga (tepal).
Kelopak (calyx)
Daun –daun hiasan bunga yang merupakan
lingkaran luar,biasanya berwarna hijau,lebih kecil dan lebih kasar dari pada hiasan bunga yang sebelah dalam .
Bagian ini disebut kelopak (calyx).
Kelopak itu berguna
sebagai pelindung bunga ,terutama bunga masih kuncup (sebelum mekar). Jika
bunga sudah mengadakan persarian dan pembuahan,biasanya kelopak lalu runtuh
,jarang sekali tetap sampai terbentuk buah. Kelopak yang tetap dan akhirnya
ikut merupakan bagian buah misalnya pada ciplukan (physalis minimal L ), terong (Solanum
melongena L).
Kelopak merupakan bagian hiasan bunga yang masih jelas
sebagai organ yang berasal dari daun . Selain warnanya yang biasanya hijau ,
juga bentuknya banyak yang menyerupai daun, jarang mempunyai bentuk yang lain, misalnya
seperti bulu ,seperti terdapat pada bunga
tumbuhan yang termasuk suku Compositae.
Pada bunga
daun putri (Mussaenda frondosa L ). Salah satu daun kelopaknya amat lebar , bentuk daun
biasa dan mempunyai warna yang menarik ,seakan-akan supaya mendapat perhatian , oleh sebab itu
daun ini juga dinamakan daun
pemikat (“lokblad “).
Daun pemikat terdapat pula pada bunga tumbuhan
lain,hanya saja tidak berasal dari daun kelopak ,seperti misalnya pada
bugenvil (bougginvillea spectabilis wild). Yang pada setiap kelompok bunga
terdapat 3 bunga, masing- masing dengan satu daun pemikat yang berkumpul
menjadi satu kelompok ,seakan akan hanya merupakan satu bunga saja ,dan warna
daun pemikat inilah yang menyebabkan orang banyak mananam bugenvil sebagai tanaman hias.Disini
daun pemikat adalah metamorfosis daun
pelindung ,bukan metamorfosis daun kelopak.
Pada
tumbuhan yang tergolong dalam suku malvaceae,
seprti misalnya kapas (Gossypium sp.),
kembang sepatu (Hibiscus rosa – sinensis
L.) di luar lingkaran kelopak bunga , bunganya masih mempuyai daun-daun
yang meyerupai kelopak , yang pada kapas justru
amat besar dan meyelubungi seluruh bunga,yang disebut kelopak tambahan (epicalyx).
Kelopak tersusun atas bagian-bagian
yang disebut daun kelopak (sepala), yang mempunyai sifat-sifat
berbeda.
a. Berlekatan (gamesopalus),
hanya bagian bawah yang saling berlekatan, bagian atas yang berupa
pancung-pancung tetap bebas.
Menurut panjang pendeknya bagian
pancung-pancungnya, dibagi lagi:
1. Berbagi (partitus),
hanya bagian kecil daun-daun saja yang berlekatan, pancung-pancungnya panjang,
lebih dari separoh panjang kelopak.
2. Bercangap (fissus),
bagian yang berlekatan meliputi separoh panjang kelopak, jadi
pancung-pancungnya juga separoh.
3. Berlekuk (lobatus),
bagian yang berlekatan lebih dari separoh panjang kelopak, pancung-pancungnya
pendek saja.
b. Lepas
atau bebas (polysepalus), daun kelopak antara yang satu dengan yang lainnya
benar-benar terpisah, sama sekali tidak berlekatan.
Melihat simetrinya, bentuk kelopak
yang bermacam-macam itu, dapat digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu:
§ Beraturan atau aktinomorf (regularis,
actinomorphus), jika kelopak dapat dibagi menjadi 2 bagian yang
simetri/setangkup. Kelopak yang beraturan
melipuiti kelopak –kelopak yang berbentuk :
Ø Bintang (rotatus atau stellatus)
Ø Tabung (tubulosus)
Ø Terompet (hypocrateriformis)
Ø Mangkuk (urceolatus)
Ø Piala
Ø Corong (infundibuliformis)
Ø Lonceng (campanulatus)
§
Setangkup tunggal atau zigomorf (zygomorphus),
jika bersimetris satu. Dapat kita jumpai pada kelopak yang:
Ø Bertaji
(calcaratus),pada bunga pacar air (Impatiens balsamina L.)
Ø Berbibir
(labiatus), yaitu kelopak
yang bagian bawahnya berlekatan berbentuk tabung atau buluh. Bagian atasnya berbelah dua
seperti bibir atas dan bawah , misalnya pada bunga salvia (Salvia spelendens Ker-Gawl).
Walaupun tadi telah dikemukakan ,bahwa
kelopak biasanya berwarna hijau seperti daun biasa ,tidak berarti bahwa
mengenai hal itu tdak ada pengecualian sama sekali. Nyatanya adanya kelopak yang mempunyai warna yang
menarik seperti tajuk bunga , misalnya
pada bunga asam (Tamarindus indica
L.)
Adapula yang lain berwarna juga bersifat tebal,berdaging dan dapat
dimakan misalnya pada tumbuhan yang
lazimnya dinamakan prambos , tetapi sebenarnya adalah sejenis rosella (Hibiscus sabdariffa fa. victor).
B.
Tajuk Bunga atau Mahkota Bunga (Corolla)
Tajuk bunga atau mahkota bunga
merupakan hiasan bunga yang terdapat disebelah dalam kelopak, umumnya lebih
besar, dengan warna yang indah dan menarikdengan bentuk susunan yang bagus,
tidak jarang pula mempunyai bau yang harum atau sedap (tetapi banyak pula yang
sama sekali tidak berbau atau malahan mempunyai bau yang busuk seperti
bangkai), dianggapnya warna yang indah atau baunya tadilah yang menyebabkan
serangga tertarik pada bunga (juga binatang-binatang lain, misalnya: burung dan
kelelawar) yang sering kali datang mengunjungi bunga untuk mencari makanan.
Tumbuhan memang memerlukan adanya kunjungan binatang-binatang tadi, karena
mereka dapat menjadi perantara berlangsungnya penyerbukan.
Jika penyerbukan sudah terlaksana,
boleh dikatakan bahwa tugas tajuk bunga sudah selesai, oleh sebab itu biasanya
tajuk bunga lalu tampak menjadi layu dan kemudian gugur. Gugurnya tajuk bunga
biasanya disertai oleh gugurnya benang sari dan kelopaknya.
Selain berfungsi sebagai alat yang
mempunyai daya penarik, tajuk bunga juga berfungsi untuk melindungi alat-alat persarian
(benang sari dan pituk) sebelum persarian dapat berlangsung.
Bagian-bagian tajuk bunga dinamakan daun
tajuk atau daun mahkota (petala) dan seperti halnya dengan
daun-daun kelopak, daun-daun mahkota bunga menunjukan sifat yang berbeda-beda
pula:
a. Berlekatan
(sympetalus, gamopetalus, atau monopetalus)
Dalam keadaan yang demikian, pada
tajuk bunga dapat dibedakan 3 bagian berikut:
1.
Tabung atau buluh tajuk
2.
Pinggiran tajuk
3.
Leher tajuk
Selain dari itu pada daun-daun tajuk
dapat pula ditemukan alat-alat tambahan, seperti misalnya sisik-sisik,
rambut-rambut, dll.
b. Lepas
atau bebas (choripetalus, dialypetalus,
polypetalus). Jika daun-daun tajuk terpisah-pisah satu sama lain. Dalam
keadaan demikian pada setiap daun tajuk dapat dibedakan:
1.
Kuku daun tajuk (unguis),
ialah bagian bawah daun tajuk yang tidak lebar dan seringkali lebih tebal
daripada bagian-bagian lainnya.
2.
Helaian daun tajuk (lamina), yaitu bagian yang lebar dan biasanya tipis.
Sama halnya dengan daun-daun tajuk
yang berlekatan, juga pada daun tajuk yang bebas satu sama lain itu dapat pula
ditemukan alat-alat tambahan lainnya
c. Daun-daun tajuk tidak ada atau sangat
kecil sehingga sama sekali tidak menarik prhatian. Bunga tanpa tajuk bunga (apetalus)
sering kali dinamakan bunga telanjang (flos nudus).
Sesuai dengan sebutan-sebutan yang
digunakan untuk melukiskan daun-daun kelopak atau kelopaknya. Dasar itu dipakai
pula untuk melukiskan tajuk bunga yang berlekatan. Jadi kita dapat menggunakan
sebutan: tajuk bunga berbagi 5, bercangap 5 dan seterusnya, disesuaikan dengan
banyaknya daun mahkota dan banyak sedikitnya perlekatannya.
Tajuk bunga pun sama halnya seperti
kelopak mempunyai bentuk yang bermacam-macam dan berdasarkan simetrinya
dibedakan dalam yang:
a. Beraturan (regularis), bila tajuk bunga dapat
dibagi menjadi duabagian yang setangkup dengan beberapa cara. Bentu ini juga
dinamakan polisimetris atau bersimetri banyak (regularis atau actinomorhus).
tajuk bunga yang beraturan meliputi
a.l. bentuk-bentuk:
1.
Bintang (rotatus atau stellatus),
misalnya tajuk bunga lombok (Capsicum annuum L.)
2.
Tabung (tubulosus), misalnya bunga
tabung pada bunga matahari (Helianthus annuus L.)
3. Terompet (hypocrateriformis), misalnya bunga jantan
pada papaya (Carica papaya L.)
4. Mangkuk atau buyung
(urceolatus),
5. Corong (infundibuliformis), misalnya bunga kecubung (Datura
mete L.)
6. Lonceng (campanulatus), misalnya bunga ketela rambut (Ipomoea
batatas Poir).
b. setangkup
tunggal, bersimetri satu, atau monosimetris (zigomorphus), jika tajuk bunga hanya dapat
dibagi menjadi dua bagian yang setangkup dengan satu cara saja.
Tajuk bunga yang monosimetris atau
zigomorf seringkali mempunyai sifat atau bentuk yang khas, misalnya:
1. bertaji (calcaratus), yaitu jika tajuk
bunga mempunyai suatu bagian yang bentuknya mengingatkan kita pada taji pada
kaki ayam jantan, misalnya bunga larat (Dendrobium phalaenopsis Fitzg.).
2. berbibir (labiatus), jika tajuk bunga
seakan-akan dibelah dua, sehingga tepinya merupakan dua bibir. Tajuk bunga
demikian ini umum terdapat pada jenis tumbuhan yang tergolong suku Labiatae,
misalnya: kemangi (Ocimum basilicum L.) dan pada beberapa suku lainnya,
a.l. Acan‑haceae, Scrophulariaceae.
3. Berbentuk seperti kupu-kupu (papilionaceus).
Bunga ini mempunyai tajuk yang terdiri atas 5 daun tajuk yang bebas, tetapi 2
di antaranya lazimnya bersatu, merupakan suatu badan berbentuk sekoci atau
perahu. Dua daun tajuk yang berlekatan ini biasanya sempit dan terdapat di
bagian bawah, biasanya dinamakan lunas
(carina). Berhadapan dengan lunas, jadi di sebelah atas terdapat sehelai
daun tajuk yang paling besar (lebar) yang dinamakan bendera (vexillum). Antara kedua bagian tadi terdapat 2 daun
tajuk lagi yang ke samping, satu ke kanan dan satunya lagi ke kiri. Kedua daun
tajuk ini dinamakan sayap (ala). Tajuk bunga yang demikian lazim
terdapat pada kacang-kacangan (Papilionaceae),
misalnya kacang tanah (Arachis hypogaea L.), kedelai (Glycine soja
Benth.), dll.
4. bertopeng
atau berkedok (personatus).
Tajuk bunga mempunyai dua bibir seperti bunga yang berbibir, akan tetapi bibir
yang bawah melengkung ke atas menutupi lubang buluh tajuk. Bagian bibir yang
melengkung ke atas itulah yang dinamakan topeng
atau kedok (palatum), seperti
misalnya pada bunga mulut singa (Anthirrhinum majus L.).
5. berbentuk pita (ligulatus), Bagian bawah tajuk bunga ini berlekatan
mempakan buluh atau tabung yang kecil, bagian atasnya berbentuk pita (dengan
pada ujungnya sering masih tampak 5 pancung-pancung), yang menunjukkan, bahwa
tajuk itu sesungguhnya terdiri atas 5 daun tajuk yang berlekatan menjadi satu.
Bunga ini biasanya bunga yang mandul (tidak mempunyai alat-alat kelamin),
seperti misalnya bunga-bunga pinggir pada bunga matahari (Helianthus annuus
L.). Pada bunga matahari bunga ini dinamakan pula bunga pita, dan hanya berguna
sebagai pemikat saja.
Tajuk bunga
sungguh beraneka rupa warnanya: merah, putih, biru, kuning, merah jambu, ungu,
dll. Warna tadi ada yang rata ada pula yang tidak. Ada tajuk bunga yang
warnanya sebagian merah sebagian putih atau lain, ada pula yang
berbintik-bintik atau Derbecak-becak, seperti banyak terdapat pada tumbuhan
bastar. Tadi telah dikemukakan, bahwa tajuk bunga terutama bertugas sebagai
pemikat binatang, oleh sebab itu setelah kunjungan pada bunga yang dapat
menyebabkan terjadinya persarian, bunga seringkali lalu layu dan kemudian
gugur. Biasanya umur tajuk bunga tidak seberapa lama, tetapi ada Pula bunga
yang sampai berbulan-bulan belum juga menjadi layu, seperti misalnya bunga
anggerik bulan (Phalaenopsis ambilis Bl.). Bila tajuk bunga menjadi layu
seringkali kita lihat adanya perubahan warna, misalnya bunga kapas (Gossypium
sp.), yang kalau layu berwarnamerah jambu, sedang dalam keadaan segar tajuk
bunganya berwarna kuning. Bunga yang telah layu umumnya tidak menarik lagi.
C.
Tenda Bunga (Perigonium)
Tidak semua bunga mempunyai hiasan bunga yang jelas dapat dibedakan
dalam kelopak dan tajuk bunganya. Berbagai jenis tumbuhan mempunyai hiasan
bunga yang tidak dapat lagi dibedakan mana kelopak dan mana tajuknya, dengan
lain perkataan kelopak dan tajuknya sama, baik bentuk maupun warnanya. Itulah yang disebut sebagai tenda bunga( perigonium ).
Bagian-bagian yang menyusun tenda bunga dinamakan daun tenda bunga
(tepala), yang menurut bentuk dan warnanya dapat dibedakan dalam 2 golongan :
1. Serupa kelopak(calycinus),
jika warnanya hijau seperti daun-daun kelopak , biasanya tak begitu besar dan
tidak begitu menarik, seperti terdapat pada bunga berbagai jenis palma (palmae).
2. Serupa tajuk(corollinus),
warnanya bermacam-macam seperti warna tjuk bunga, juga biasanya lebih besar dan
bentuknya seringkali amat menarik pula, bahkan sering kali lebih menarik
daripada tajuk bunga sesungguhnya. Bunga yang termashyur sebagai bunga yang
amat indah dan amat mahal harganya, yaitu bunga anggrek (orchidaceae),
adalah bunga yang mempunyai tenda bunga yang menyerupai tajuk. Selain pada
anggrek, bunga yang mempunyai tenda bungayang indah dapat kita temukan pula
pada beberapa suku lainnya,a.l. lilia(liliaceae), amaril (amaryllidaceae),
iris (iridaceae), dll.
Pada daun tenda bunga (yang bersifat seperti tajuk) dapat pula dibedakan
dua bagiannya, yaitu kuku (ungguis) dan helaiannya (lamina).Pada
daun tenda bunnga dapat pula ditemukan alat-alat tambahan yang berupa
sisik-sisik atau brambut-rambut seperti pada daun kelopak atau daun tajuk.
Juga pada tenda bunga ternyata, bahwa bagian-bagiannya yang berupa
daun-daun tenda bunga tadi ada yang :
§ Berlekatan (gamophyllus) (lilium
longiflorum thumb.). Tenda bunga yang berlekatan memperlihatkan bentuk yang
beraneka rupa seperti pada tajuk yang berlekatan.
§ Lepas atau bebas(pleiophyllus) satu sama lain, seperti misalnya pada kembang sungsang (Gloriosa
superb L.)
Apa yang telah diuraikan mengenai tajuk bunga dalam hubungannya dengan
bentuk serta simetrinya berlaku pula untuk tenda bunga, sehingga mengenai hal
itu tidak perlu diulangi lagi, tetapi cukup untuk dibandingkan saja dengan
sifat-sifat yang telah disebutkan mengenai tajuk bunga.
Bentukan – bentukan seperti taji (calcar) dapat pula
ditemukan pada tenda bunga, misalnya pada bunga larat ( Dendrobium
phalaenopsis Fitzg).
Sementara orang beranggapan, bahwa bunga yang mempunyai tenda bunga
adalah bunga yang tidak lengkap, karena dipandang kekurangan satu bagian hiasan
bunga.Untuk bunga dengan tenda bunga serupa kelopak dianggap kurang tajuk,
sedang untuk bunga dengan tenda bunga yang menyerupai tajuk dianggap kurang
kelopaknya.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelopak, mahkota dan tenda bunga
merupakan bagian-bagian dari bunga. Dimana bagian-bagian tersebut memiliki
bentuk yang beraneka ragam sesuai dengan jenis tumbuhannya. Pada bagian itu ada
yang dapat dikonsumsi seperti rosela yaitumpada bagian kelopaknya. Pada bagian
mahkota berfungsi untuk menarik perhatian serangga agar terjadi penyerbukan.
DAFTAR PUSTAKA
Tjitrosoepomo.G,1985, morfologi tumbuhan
GAJAH MADA UNIVERSITY PESS,Bulaksumur,Yogyakarta.hal 159-163.